Wajah Nana Kariada nampak sumringah. Dua penghargaan sekaligus digenggamnya beserta tim. Walau banyak kendala yang menghadang, mereka tetap lantang satu suara. Semburat asa kesejahteraan.
Semilir
angin pantai berhembus kencang. Beeerrrrrr.
Umbul-umbul seraya bergoyang ke sana ke mari. Satu dua orang terlihat memanggul
bablak. Gedung kecil di seberang
jalan nampak rame. Dengan ratusan kursi tertata rapi di dalam maupun luar
gedung. Tak sampai setengah jam, gerombolan warga kian memadati gedung
pertemuan di dusun Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang Utara.
Ya,
sebuah kabar gembira. Universitas Negeri Semarang mendapat penghargaan Millennium
Development Goals (MDGs) atas pengabdiaannya di bidang pengentasan
kemiskinan dan sanitasi di Desa Tambakrejo. Acara di balai pertemuan merupakan
persembahan tasyakuran atas penghargaan tersebut.
Tanjung
Mas merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat di Semarang. Di desa
Tambakrejo salah satunya. Ada enambelas Rukun Warga (RW). Kondisi wilayah yang
berada di garis kemiskinan sudah lekat sejak berpuluh-puluh tahun. Pekerjaan
sebagai buruh nelayan sudah tak bisa diandalkan. Cuaca yang tak tentu menjadi
penyebabnya. Kedatangan rob yang sewaktu-waktu membanjiri rumah-rumah mereka pun
menjadi sangat biasa. Pemandangan yang tak mengherankan. Rumah-rumah kecil nan
sumpek berjejer tak beraturan. Paradoks dengan di komplek perumahan atau
apartemen.
Semburat Asa
“Saya ingin sekali mengembangkan
Desa Tambakrejo suatu saat nanti,” ujar Nana Kariada dosen Biologi FMIPA. Jauh
sebelum ada tawaran Coorporate Social
Responsibility (CSR) Pertamina dengan Unnes Ia dengan lima kawannya
merupakan tim Pembina desa tersebut.. Ia lantas bersyukur dan memanfaatkan
kesempatan CSR tersebut.
Sebelum adanya CSR, Nana sudah
mengenal kehidupan warga desa Tambakrejo. Ia sempat melakukan penelitian di
sana. Maka, dengan senang hati Nana menerima tawaran tersebut. Dan Desa Tambakrejo
menjadi usulan pertama Nana. Karena keterbatasan tenaga dan biaya, hanya Rusun
Warga enambelas yang menjadi sasarannya.
Ia dan rekan satu tim memberikan
pembinaan sedikit demi sedikit. Bidang lingkungan misalnya. Pembentukan
kelompok Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun (Camar). Masyarakat yang berkecimpung
pada penanaman dan pembibitan mangrove.
Jadi para buruh nelayan yang kesulitan mengadu nasib di laut bisa memanfaatkan pembentukan
kelompok Camar tersebut dengan memperjualbelikan bibit-bibit hasil
pengembangbiakan.
Semangat yang meluap-luap selalu
Nana perlihatkan di setiap kegiatan. Ia sangat antusias. “Saya ingin
mengajarkan ke warga agar tak selalu menerima ketidakberuntungan nasib begitu saja,” jelasnya sembari menyapa
beberapa teman kantor yang keluar masuk. Alias, menerima kondisi ekonomi yang
pas-pasan. Setidaknya Nana mengajarkan sebuah usaha untuk tetap dalam batas
cukup dari segi ekonomi.
“Gimana Pak, magrovenya. Sudah
ditindaklanjuti?” ujar Nana pada Tugiman Susyanto di sela-sela perbincangan
kami.
“Sudah, Bu.”
Semburat asa juga tercurah dari
warga Tambakrejo. Isteri dari Suratno mengatakan terbantu dengan adanya
pembinaan di desanya. Secara ekonomi sudah mulai membaik. Anak pertamanya pun
kini telah duduk di bangku kuliah. Walau memang dengan bantuan beasiswa Bidik
Misi.
Kemajuan di bidang ekonomi, masyarakat
sudah mulai terbuka untuk menerima perubahan. Adanya inovasi pembuatan telur
asin menjadi salah satu produk yang laris diburu masyarakat umum. Selain,
pembuatan kerajinan tangan.
Selain Nana adapula Intan Zainafree
yang termasuk dalam satu tim. Ia mengakui jika kendala dan tantangan selalu
ada. Suara-suara vokal warga yang menunjukkan ketidaksepakatannya dengan
pembinaan di desa tersebut sempat menyurutkan semangat ia. Namun, ia berpikir
itu hanya sebuah kendala kecil. Ia tetap menatap pada sebuah asa untuk terciptanya
kesejahteraan warga Tambakrejo.
Ketiga rekan Nana dan Intan yakni
Lita Latiana dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Mego Purnomo dari Fakultas
Teknik, dan Noorokhmat dari Fakultas Ilmu Sosial. Mahasiswa dari berbagai
jurusan juga turut terlibat. Seni tari, Ilmu kesehatan masyarakat, Biologi, dan
Geografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar