Senin, 10 Maret 2014

A Story in Media



Judul          :  Shattered Glass
Penulis       :  H. G. Bissinger
Durasi       : 90 Menit
Rilis           : 28 Februari 2005(USA)
Produksi    : Lions Gate

          Hayden Christensen yang memainkan tokoh Stephen Glass, seorang wartawan majalah politik terbesar dan ternama di Amerika Serikat. Diantara wartawan lainnya Steve–panggilan akrab dalam film itu paling muda. Yang rata-rata umurnya 26 tahun.


        Koran The New Republic yang telah mengantarkan Steve pada titik tertinggi. Artikel yang dinilai semua orang sebagai tulisan yang luar biasa. Dan pujian dari editor-editornya. Hingga suatu ketika oplah New Republic meningkat tajam. Steve termasuk wartawan yang mempunyai prestasi yang tinggi. Kerja keras, ulet, tekun, dan terkadang suka bercanda namun garing. 

        Ternyata, hasrat untuk ingin dikenal dan dipuji banyak orang telah membawa Steve pada kehancuran dan kenistaan. 27 dari 45 artikel yang dipublis dalam New Republic hanya sebuah ilusi semata. Dia mengarang cerita dengan mengada-ada sebuah acara dengan narasumber penting. Suatu saat setelah dikroscek hal tersebut tidak benar adanya. 

        Hal tersebut membuat geram sang editor Chuck Lane. Majalah yang sangat berpengaruh di AS, seketika harus melayangkan surat permintaan maaf ke publik atas kebodohan yang dilakukan Steve. Suatu ketika artikel Steve yang berjudul “Hack Heaven” dicurigai media lain. Dia menganggap artikel tersebut sebuah rekayasa. Ketika media pesaing ingin memuat liputan lanjutan dari Steve. Dia melacak narasumber, dan adanya komunitas ternyata tidak ada. Hingga suatu ketika media pesaing itu langsung bertanya kepada Steve. Namun, karena berita tersebut hanya sebuah imajinasi, Steve tidak dapat memberikan alamat narasumber. Kebohongan pun terungkap. 

        Lanjut, Chuck memutuskan untuk memecat Steve. Bukan hanya kali ini Steve melakukan manipulasi data. Namun, sebelumnya ketika editor New Replubic Michel Killy, Steve juga pernah melakukan kesalahan. Yaitu dalam pemberitaannya tertulis sebuah mini bar ditempat tersangka. Padahal, Steve hanya melihat ada beberapa botol minuman keras yang berserakan. Namun, dengan berani dia menyimpulkan bahwa di situ terdapat mini bar. Kemudian pihak yang merasa tersinggung atas berita tersebut menggugat.
Sikap Michel sebagai editor kali itu tidak begitu marah dengan Steve. Dia memandang hal tersebut adalah suatu kewajaran. Seketika Steve langsung dimaafkan. 

         Nah, dari dua jenis perilaku editor itu kita dapat berkaca. Ada sisi-sisi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing. Michel menjadi orang pertama ketika reportenya bermasalah. Dan tidak langsung menyalahkan reporter. Dia lebih melindungi reporter. Namun, untuk ketelitian Michel kurang. Terbukti berita Steve memuat kepalsuan. 

         Sementara, Chuck lebih teliti dan kelihatan sangar. Berita yang masuk haruslah dengan data yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dan ketika reporter bermasalah sebisa mungkin Dia yang harus juga mempertanggungjawabkan. Namun, editor tak juga melepas tetap mendampingi.
         
        Akhirnya, seorang jurnalis yang merasa hebat dengan melakukan hal-hal yang tak seharusnya tidak akan dapat bertahan. Jurnalisme adalah kerja keras bukan melalui jalan pintas.

Tidak ada komentar: