Ia adalah makna. Kawanku yang ku temu malam tadi. Awalnya, kami hanya saling melempar senyum. Setelahnya kami mendekat dan saling berjabat. Aku bertemunya dengan cepat nan hening. Ia membisikku, "Kau yakinilah akan apa yang ada. Nikmatilah," katanya lalu pergi.
Makna, aku musti bersyukur bisa bertemumu. Bertemumu
adalah hal bahagia padaku. Aku menikmatinya, sebab
menikmati adalah kata kerja yang selalu aktif untuk
mencari. Begitu, tiada hal yang sesaat.
Terus, terus, dan terus.
Kebahagiaan menjadi suatu kewajiban.
Kau tahu kenapa, Makna? Sebab menjadi bahagia adalah
tujuan tiap insan. Bukan untuk menyamaratakan standar
kebahagiaan. Namun, untuk mengakrabi dan meyakini
kebahagiaan diri. Bukan orang lain. Makna, aku bahagia.
Aku yakin begitu pula denganmu. Makna, lagi lagi Makna.