Menyusur malam memang indah
Dalam remang, aku menemumu, Makna
Kau ingat bukan pertemuan yang mengharukan malam itu?
Tak terencanakan, tak terkonsep
Baik Aku Kau hadir begitu saja
Mataku tak sanggup bertemu matamu terlalu lama
Aku menatap sekilas
Lalu meleleh
Ya, aku sadar penuh pada suasana kalut itu
Begitu dalam keterpejamanku, aku paham kau pun meleleh
Kau tunjukkan mata berbinar setelah ku bisa menata diri
Kau bisiki aku
Kau berusaha untuk menutup lubang
Dan semua ini sudah ritmenya
Kau meneropong jantungku
Pas persis di palung
Aku tak bisa berkutik
Kecuali kembali meleleh
Aku tak memandang bahwa Kau, Makna, sedang dirundung kesedihan
Lalu, ku iba padamu
Ini suatu siklus
Begitu yang aku rasakan, kita, ia, dan mereka
Aku kuat, aku bahagia, sebab aku menemu Makna, Kau
Begitu dengan Kau, kuat dan tangguh
Bila kita harus kembali bertatap
Berdoalah dengan menyebut 99 nama baik Gusti
Seperti yang kita yakini
DM | 10/1/14