Jika hidup hanya mampir ngombe
Bagiku hidup adalah perjalanan senja
Ia hadir dengan semburat yang memukau
Orang-orang begitu mendamba kehadirannya
Namun, harus ikhlas melepasnya
Sebab ia hadir begitu cepat, mampat, dan menghilang bak
kilat
“Senja, berdialog denganmu memang selalu berakhir haru. Seperti
sore tadi, aku kembali mengingat bahwa perjalanan masih panjang. Tak elok jika
aku menyerah. Itu bukan aku. Ya, aku tahu senja. Aku musti bersenang-senang
untuk kembali mengingat perjalanan. Sebab, aku dan kamu akan melangkah untuk
melayani orang-orang yang sedang mendamba cahaya. Walau kehadiranmu sebentar,
kamu begitu berarti. Pun, semoga aku begitu.”
Bandengan | seorang yang akan memperbanyak piknik