Rabu, 13 Mei 2015

Dari Anak Jalanan hingga Ketua Yayasan


Perjalanan kehidupan setiap orang beraneka macam. Seperti apa pun, ada. Maka, pilihan untuk mensyukurinya dan bangkit adalah jauh lebih bijak dari sekadar meratapi.

Tinggi badannya sekitar 160 cm. Lengan kirinya bertato. Ia lah Ayub Waluyo yang saat ini menjadi ketua Yayasan Emas Indonesia (YEI). Yayasan emas Indonesia adalah yayasan yang menampung anak-anak jalanan di kota semarang. Saat ini, YEI menapung 124 anak jalanan dan beberapa orang gila.
               
YEI awal mulanya ide dari anak-anak muda dan juga mahasiswa pada 2001. Anak-anak muda tersebut memiliki visi untuk memulai pergerakan yang berdampak langsung pada lingkungan sekitar serta kota yang mereka tinggali. Kala itu, dikomandoi oleh Samuel Repi yang sekarang menjadi Pembina YEI. Mereka mulai bergerak mendatangi anak-anak jalanan di kota semarang terutama di daerah pasar johar dan jembatan berok. Anak-anak tersebut merupakan anak dari pengemis, pemulung, serta orang miskin yang mulai meninggalkan bangku sekolah menjadi anak-anak yang turun ke jalan untuk membantu mencari nafkah keluarga.

Baru pada tahun 2003, lembaga sosial tersebut mengukuhkan nama menjadi Adulam Ministry. Baru pada 2010 berubah menjadi Yayasan Emas Indonesia yang telah memiliki izin operasional dari Dinas Sosial Jawa Tengah. Setelah beberapa kali berganti kepengurusan, pada 2012 terpilihlah Ayub menjadi ketua yayasan.

Ayub dulunya adalah anak jalanan. Ia keluar dari rumah saat usianya 14 tahun. Sebab faktor ekonomi, keluarga, dan lingkungan ia nekad untuk turun ke jalan. Baru pada 2009 ia bergabung di YEI. Satu tahun di YEI, ia berusaha menyesuaikan diri dengan program-program yang diusung YEI. Ia mengaku tidak mudah melakukan penyesuaian diri dari yang awalnya bisa melakukan apa saja di jalanan menjadi terstuktur. “Proses untuk menyesuaikannya yang sulit,” tuturnya.

Selepas satu tahun digembleng di YEI, ia dikirim ke Palembang selama 1 tahun untuk mengikuti training pembentukan karakter. Di sana, ia mesti memahami kembali arti menjalani kehidupan. Ia mengikuti tahap demi tahap. Hingga akhirnya, ia merasa betah tinggal di Palembang dan sempat tidak ingin kembali ke semarang. “saya berpikir ulang, ternyata saya dibutuhkan di semarang untuk adek-adek di jalanan. Akhirnya mau deh kembali dan menyusun strategi di YEI,” tambahnya. Keinginan ia untuk menetap di Palembang bukan tanpa alasan. Ia berencana mendirikan semacam komunitas yang pergerakannya di wilayah anak-anak jalanan. Di Palembang, ia juga memiliki keresahan yang sama tentang anak jalanan. Ditambah lagi, ia mempunyai partner dari kawan-kawan alumni training pembentukan karakter. “Maklum, masih hangat-hangatnya dan semangat masih menggebu selepas mengikuti training. He-he,” lanjutnya.


Memberdayakan Potensi
Keinginan YEI untuk mandiri tanpa donatur sedikit demi sedikit disiasati. YEI mempunyai usaha jual es batu, cuci motor, dan sebuah angkringan. Pengelola usaha tersebut adalah anak-anak jalanan yang menjadi binaannya. Kevin misalnya seorang anak jalanan yang dipercaya menjadi ketua pengelola cucian motor membawahi beberapa temannya. Namun, terhitung mulai minggu pertama bulan Mei ini, Kevin keluar dari YEI dan bekerja di sebuah restauran ternama. “Anak-anak yang di sini memang masih keluar masuk. Ada yang tidak betah atau ingin mencari penghasilan di luar. Saya terus mencari siasat untuk tetap merangkul mereka. Saya juga harus bisa mengambil hatinya,” terang Ayub.
                
Angkringan yang dijalankan teman-teman di YEI cukup menjanjikan. Mereka memasak sendiri dan menjagai angkringan tersebut secara bergantian. Di bantaran sungai Jalan Onta Raya, angkringan beserta Rumah perlindungan sosial anak (RPSA) YEI berdiri. Sementara kantor yayasannya terletak sekitar setengah kilo dari RPSA tersebut.
                
YEI ke depan juga berusaha untuk membuat badan usaha yakni CV untuk mewadahi usaha-usaha yang akan dikelolanya. Ia berharap ada pihak yang berbaik hati memberikan pelatihan kerja pada anak-anak di YEI. “Anak-anak jalanan itu survive, mereka tidak perlu untuk dikasihani, cukup difasilitasi,” tegasnya. Akhirnya, Ayub selamat untuk hidup yang baru…. 
Dewi Maghfi