Rabu, 13 Mei 2015

Indra, Tetaplah Menjadi Lilin Bagi Anak Spesial….


Membangun mimpi setinggi-tingginya adalah modal gratis setiap manusia. Begitu juga Indra. Namun, memahami kondisi setelah melakukan ikhtiar panjang jauh lebih bijak atas sejuta mimpi. Ia lah Indra, sang penerang bagi anak-anak spesial.

Sebuah plang bertulis MI LB YKTM Budi Asih Semarang menggerakkan saya untuk menelusurinya. Plang tersebut terletak persis di samping taman kanak-kanak di Jalan Dewi Sartika. Di situ pula saya bertanya pada seorang ibu, walhasil ia menunjukkan sebuah gang sempit yang hanya cukup dilewati satu mobil.

Lelaki dengan perawakan tinggi, kulit putih, menyambut saya dengan mengulurkan tangan. “Maaf mbak sedang berantakan, tunggu sebentar kami beresi dulu. Lembar jawaban untuk anak ujian sekolah tertinggal,” kata Kepala Sekolah Indra Ariwibowo yang nampak panik dan keringetan sembari menyilakan.

Madrasah Ibtidaiyah Luar biasa ini, Senin (4/5) sedang menyelenggarakan ujian sekolah dengan diikuti 3 siswa, 1 tunanetra dan 2 tunanetra low vision. Suasana ujian jauh seperti ujian di sekolah pada umumnya yang nampak ketat dan penuh pengawasan. Alvin ramadhan misalnya, menjawab ujian dengan dibacakan soal oleh gurunya. Satu per satu siswa didampingi guru dalam mengerjakan ujian. Jika ada soal yang kurang jelas, Alvin meminta untuk dibacakan ulang. Tak ada suasana tegang, anak-anak nampak gembira mengerjakannya. Mindset mereka, tidak penting untuk lulus atau tidak lulus. Lebih pada mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan mereka yakin setelah ujian masih ada hal-hal yang masih akan terus dilakukan. “Mbak, saya itu kembar lho. Saudara saya di jauh sana. Dia normal, saya kangen ingin bertemu,” cerita Alvin dengan sumringah ketika jam istirahat. Ketiga dari mereka berebut bercerita, saya menjadi pendengar. 

Saat ini, murid siswa MI LB di Budi Asih sejumlah 37 siswa. Sekolah ini berdiri pada 2009 yang bertempat di Semarang Timur dekat Pasar Langgar. Kala itu, jumlah siswanya hanya 5 orang. Gedung terbuat dari tripleks yang disekat-sekat di tiap kelasnya. “Kalau ngajar, kami serasa balapan suara. Haha-haha,” tutur Indra. Daerah yang rawan rob tersebut menghambat proses belajar mengajar. Setiap rob, guru harus menguras kelas dulu agar air surut. Baru, pada 2011 SLB tersebut pindah di Jalan Dewi Sartika Sampangan atas bantuan pemerintah. Muasal pembangunan gedung tersebut sebab ada beberapa siswa yang beprestasi, sehingga dihadiahi gedung baru.

Sedari MI LB Budi Asih ini dibangun, Indra tak pernah meminta-minta pada donatur. Ia lebih ingin menunjukkan pada khalayak bahwa siswa-siswanya beprestasi. Dalam berbagai kesempatan, ia mencoba memperkenalkan siswanya dengan bakat yang dimiliki misalnya, menyanyi, tausiah, qiraah, memainkan alat musik, dll.

Prestasi Siswa
Siswa yang mengalami disabilitas tersebut berprestasi bahkan ke tingkat provinsi kategori menyanyi dan MTQ yang diselenggarakan Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Dinas Provinsi Jawa Tengah . Ia lah Alfin Ramadhan yang menjadi juara I lomba MTQ 2014 antar siswa sekolah luar biasa tingkat provinsi. Muhamad Subhan juga tak kalah berprestasi. Ia menjadi juara I loma menyanyi 2014 antar siswa sekolah luar biasa tingkat provinsi.
            
Prestasi Muhammad Subhan lainnya adalah juara II lomba memainkan alat musik (instrumental) tingkat provinsi Jawa Tengah tahun 2013, Juara III menyanyi lagu nasionalisme tingkat provinsi Jateng tahun 2013, Juara I lomba tilawah putra tingkat SD tahun 2013. Sementara prestasi Alfian Ramadhan adalah juara I lomba menyanyi putra tingkat Jateng tahun 2012, juara III lomba menyanyi tingkat Jateng tahun 2014, juara II lomba menyanyi lagu nasionalisme tahun 2013, juara II lomba azan tingkat SD tahun 2013.
            
Desember 2014, MI LB Budi Asih diganjar penghargaan dari Menteri Agama sebagai juara I Madrasah Luar Biasa dalam rangka Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke 69. “Saya sendiri heran, kog bisa MI LB Budi Asih yang menjadi juara, apalagi kepala sekolanya masih muda. Hehe,” guyonan Indra. Indra adalah lelaki periang. Dari awal perbincangan hingga selesai, ia terus menampakkan keceriaan dengan ngelucu. Ia juga penyandang tunanetra low vision, tunanetra yang masih bisa melihat dengan pandangan samar-samar. “Saya dulu pas muda seperti njenengan itu, ganteng dan gagah lho. Haha,” banyolannya di sela-sela obrolan.

Mengurungkan Mimpi
Lelaki kelahiran 15 Mei 1982 ini sejak kecil bercita-cita menjadi karyawan bank. Kala kecil, saat ia diajak orang tua melakukan transaksi di bank, ia begitu sigap untuk bilang “saya ikut.” Bermula dari situ lah, ia memperhatikan setiap lini ruangan. Ya, seorang yang nampak ganteng nan cantik, wangi, berpakaian rapi, ramah, dan pintar. Itu semua sudah dimiliki anak kecil tersebut. Di saat anak-anak seusianya masih umbelen meler, ia sudah bisa membersihkannya sendiri. Ia, seorang yang mencintai kebersihan. Namun, satu yang membuatnya ketar-ketir, ia penyandang tunanetra low vision. Berkat dorongan orang tua, ia tak patah semangat sama sekali. Berada di lingkungan yang dominon mendukung membuat Indra terus berkarya dan berkarya.
            
Tak tanggung-tanggung, ia menyelesaikan kuliah sarjananya hingga dua kali. Ia tercatat sebagai lulusan sarjana fakultas ekonomi Universitas Soegijopranoto (Unika) dan sarjana pendidikan IKIP Veteran. Saat ini, ia berencana melanjutkan master pendidikan. “Saya inginnya Unnes. Agar saya tetap bisa memantau MI LB ini dan tetap kuliah. Doakan saja,” tuturnya lagi lagi dibumbui dengan banyolan. “Doakan saja, semoga juga dalam waktu dekat bisa menikah. Ya kalau punya teman bisa dikenalkan. Hehe,” lanjutnya.

Perjalanan Indra ternyata berkata lain, Indra justru merintis sekolah yang waktu itu dilakukannya dengan susah payah. Sempat sekolah tersebut ingin ditutup juga, sebab ia ingin menjadi guru di sekolah lain yang gajinya lebih menjanjikan. Pilihan yang dihadap-hadapkan Indra agaknya memang sulit. Namun, begitullah perjalanan manusia adalah perjalanan spiritulitas menuju Tuhan-Nya. Manusia, Indra, hanya berpegang pada keyakinan dan ikhtiar. Akhirnya, selamat Indra memasuki usia 33 tahun yang penuh makna….
Dewi Maghfi