Selasa, 11 Maret 2014

Saga

Ia bukan putih. 
 
Bukan pula hijau, abu-abu, jingga, kuning, coklat. Ia tak berwujud tak pula berwujud. Ia bukan manusia, hewan, tumbuhan, makhluk gaib, malaikat, dan wali. 


Ia bukan hitam.
Namun, sangat padu dengan hitam. Ia merah menyala. Ia bak serupa biji sejenis Adenanthera pavonina. Ia pohon yang berkhasiat sebagai obat. 

Ia hanya secercah letupan bara api yang keluar bersama sinabung. Yang membara dalam raga. Namun belum menyentuh sukma. Ia masih berkelindan. Ia menjadi bayang-bayang. Ia musuh yang nyata. Namun tak senyata untuk melawannya. 

Kini, ia tak bisa berlari seharmonis empat tahun silam. Ia tak bisa padu. Bahkan untuk melompat. Ia tahu hanya sebab kepala yang semakin terjejal. Apapun. Terkadang ia menjelma menjadi sinar atau sebuah bisikan. 

Ia sebuah rasa dan kekhawatiran yang mengikat. Namun, ia sedang mengupayakan saga. Saga yang merasuk dalam sukma.

Tidak ada komentar: