Senin, 10 Maret 2014

Sebatas Usaha




Hidup,

Untuk apa hidup?

Pernahkah kau bertanya pada ibumu mengapa kau dilahirkan, dirawat, hingga sebuah cita-cita mulia keluar dari kedua orang tua
Klasiknya pasti beliau mengatakan “kamu harus lebih baik dari orang tuamu”


Aku juga tak pernah bertanya mengapa aku dilahirkan?
Apa arti hidup?
Dan untuk apa aku hidup?
Namun, kehidupanlah yang mengajariku untuk memahaminya
Menghadapkanku pada sebuah pilihan
Menuntutku untuk bisa bertahan
Barangkali benar seperti kata pemuka agama bahwa hidup itu sebentar
Akan ada alam yang jauh lebih kekal
Tapi, bagiku di alam manapun tetap juga hidup dan ada kehidupan
“Namun, di alam yang kekal itu jauh lebih dahsyat
Mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat di dunia
Semua penghargaan dan penyiksaan yang tiada duanya bertempat di sana”
Seperti itu katanya.
Aku pun tak tahu apa benar atau tidak?

Tapi, percaya.

***

Hidup adalah perjuangan kata Chairil Anwar
Dimana perjuangan itu membutuhkan komitmen dan kerja keras dalam menjalaninya.

Tanpa keduanya dapat dikatakan bahwa seseorang tidak memiliki perjuangan atas hidupnya.
Dan banyak lagi yang menafsirkan arti hidup

Hidup adalah kesempatan
Hidup adalah keindahan
Hidup adalah mimpi
Hidup adalah tantangan
Hidup adalah kewajiban
Hidup adalah pertandingan
Dan hidup adalah pilihan

Apapun itu masing-masing orang mempunyai penafsiran yang berbeda
Sebab, perjalanan hidup tiap manusia berbeda

“Bagiku apapun artinya itulah jalan hidupmu
Tuhan memang yang menentukan jalan hidup manusia
Kunci sudah dipegang masing-masing manusia
Dan gemboknyalah yang harus kau cari dalam kehidupan
Untuk pintunya tuhan telah menciptakan berbagai jenis
Dari warna, bahan, bentuk, hingga variasi yang ditawarkan

Jika memang kau bisa memanfaatkannya, bisa kau jual untuk mendapatkan tambahan sebagai bekal hidup
Bisa kau berikan secara Cuma-Cuma
Bisa kau berikan sebagian atau sedikit kepada orang lain
Dan bisa kau manfaatkan untuk diri dan golongan sendiri”
 Menurutku

***

Usaha

Untuk menjalani hidup kita dihadapkan dengan makhluk lainnya
Dari makhluk hidup hingga mati
Dari beragam jenis, kultur, golongan, daerah, bla bla bla dan bla

Sebatas usaha yang bisa aku lakukan
Terkadang naik dan terkadang turun
Bak air laut pasang dan surut
Tidak semua orang memang dapat saling memahami
Mempunyai pemikiran yang sama
Mengetahui tanggungjawab masing-masing

Begitu juga denganku
Aku tidak pandai dalam hal itu, bahkan banyak yang mengatakan bodoh
Ya, tidak apa-apa
Kamu jauh lebih pintar dariku, dan aku ingin belajar darimu
Jika aku sudah pintar orang tuaku mungkin tidak akan menyekolahkanku, tidak banyak mengeluarkan uang

Karena pintar itu bukan karena sekolah atau tidak sekolah, ya sekolah sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan, mengeksplor diri, dan bahkan timbul pertanyaan untuk apa sekolah?
Walaupun tanpa sekolah pun juga bisa
 Banyak kegiatan yang dapat menampungnya tanpa sekolah

***

Usaha yang telah dilakukan tidak akan pernah sia-sia
Sekecil apapun

Jika mungkin banyak orang mengatakan hal bodoh yang kau lakukan,
Tak ada masalah.

Jika banyak orang mengatakan tak ada gunanya apa yang telah kau lakukan
Tak ada masalah

Jika banyak orang mengatakan terlalu tolol apa yang telah kau lakukan
Tak ada masalah

Persepsi tiap orang berbeda

Jika memang ada niat baik, jalan pasti ada

Menghargai usaha orang lain barangkali sesuatu hal yang sangat sulit
Mengharap pada manusia pasti akan mendatangkan kekecewaan
Lebih baiknya mengharaplah pada Tuhan yang telah menciptakanmu

Tak semua usaha yang kau lakukan orang lain tahu, tapi Tuhan Maha Tahu
Hal yang wajar ketika banyak orang yang berkomentar
Karena kau hidup
Karena kau ada

Karena kau berpikir
Karena kau peduli
Karena kau bersosialisasi
Dan kau harus mau mendengar.
Amin amin amin.

Membaca Perjalanan

Duh. 
Betapa
Hidup melulu bertemu
Garis miring

Beriring
Serakan pilihan mencari pasti.

Betapa
Hidup melulu bertemu
Titik dua
Bagi puas diri yang begitu luas
Hendak menuju pasti.


Betapa
Hidup melulu bertemu
Koma
Capai segala yang belum selesai.

Duh. 
Betapa
Hidup akhirnya,
Menuju ke satu tanda baca

Titik.
(Sandra palupi, 2009)